bmj.com |
Banyak faktor
yang berperan pada terjadinya preeklampsia, yaitu : kondisi kekurangan oksigen
pada plasenta (iskemia plasenta),
respon imun, faktor genetik, dan penyakit vaskulas (seperti diabetes melitus,
hipertensi kronis, gangguan vaskular dan jaringan sendi). Faktor tersebut tidak
independen namun saling berkaitan dalam menyebabkan preeklampsia.
Umumnya, ada dua tahapan proses
terjadinya preeklampsia:
- Tahap Asimtomatik
Selama
kehamilan trimester pertama, perkembangan plasenta tidak normal sehingga menyebabkan
gangguan plasenta dan pelepasan beberapa material dari plasenta ke peredaran
darah ibu. Hal ini akan mengakibatkan iskemia plasenta, terhambatnya
pertumbuhan janin, dan mengganggu kelangsungan hidup janin.
- Tahap Simtomatik
Pelepasan
beberapa material plasenta mencapai puncaknya saat gejala klinis muncul.
Biasanya dikenal dengan sindrom maternal. Gejala klinis timbul pada setelah usia
kehamilan 20 minggu, meliputi hipertensi, proteinuria (peningkatan jumlah
albumin dalam urin), dan sindrom fetal (pertumbuhan janin terhambat).
Preeklampsia
hanya terjadi jika terdapat plasenta. Pada kehamilan anggur misalnya, tidak
terdapat janin namun ada plasenta. Setelah plasenta diangkat maka preekalmpsia
akan sembuh dengan sendirinya. Pada kondisi hamil di luar kandungan, gejala
preeklampsia tetap akan ada meski janin telah diangkat. Gejala akan hilang
sampai plasenta diangkat. Oleh karena itu diasumsikan plasenta memiliki peran
kunci pada terjadinya preeklampsia.
0 comments:
Post a Comment